1 Hari Lagi

| Tuesday, August 28, 2012 | 0 comments |
Tinggal sebentar lagi
Paling tidak waktu yang tersisa
Yang kan masih sama
Dengan hidup biasa
1 Hari lagi
Kan kutatap kertas penuh arti
Hasil pahit dari yang manis
1 Hari lagi
Mungkin setajam jarum suntik harus ku resap
Entah setiap jam atau hari
Mungkin aku tak lagi mampu berlari
Apalagi mengejar waktu

Mengapa Tuhan
mengapa harus diusia ini
Usia yang masih ingin kukecap kebebasan
Aku seolah tlah remuk
Tubuh tua yang harus kujaga

Mengapa Tuhan
Ini harus disaat ku dapat berteriak kencang
Lalu kau ambil suaraku
Hingga aku hanya bebas membisu
Aku belum siap
Bila ini yang harus kuhadapi
Bila ini yang harus terjadi
1 Hari lagi

Kembali Lagi Namun berbeda

| | 0 comments |
Kau masih kukuh disana
Menyapaku sebagai kawan lama
Memanggil namaku dengan lembut
Namun kini berbeda
Yang kita inginkan kini terjadi
Kita dekat tanpa rasa cinta
Hanya berkawan rasa bahagia
Tertawa bersama
Meski masih ada canggung terasa

Semoga kini menjadi nanti
Sama seperti detik ini
Tawa yang terlepas dan menggelegar
Menatap kenangan sebagai kesenangan

Kembali lagi kini disisi
Namun hanya kebersamaan yang tercipta

Terimakasih penyemangatku
Yang tlah mempertahankanku
Dan mengubah gelisah menjadi ceria

Aku Nanti

| Tuesday, August 21, 2012 | 0 comments |
Jalan meraba
Dalam gelap
Tanpa warna
Nanti
Bila
Yang kutakutkan terjadi

bisa pula
nanti
mencuci peluhku

atau detakku tak lagi kau dengar

apa nanti
entah

Tepat Waktu

| Sunday, August 19, 2012 | 0 comments |
Waktu
Waktu
Waktu

Ketika sang putih berlari kencang
Hingga menyimpang
dan tak ada Waktu lagi
Hanya bisa membanting
Dan terpelanting
Tergeletak diam
Segerombol semut menatap
dalam Waktu itu
aku terkapar lalu bangkit
Berlari

Syukur
Syukur
Syukur

Bila Waktu saat itu bergerak sedetik saja
Mungkin aku tlah tak ada
Entah dimana
Entah Bagaimana

Syukur
Waktu

Manis-Manis-Manis

| | 0 comments |
Hidup ini manis
Terlalu manis
yang telah lalu
Setiap yang tersantap
Setiap yang terasa
Semua terlalu manis
Hingga kini habis

Yang tersisa hanya apa yang ada
Tak lagi bebas merasa
Kini semakin terkekang
Pahit
Hanya pahit
Akan menjadi pahit
Mati

Puisi untuk Kawan Lama

| Sunday, August 5, 2012 | 0 comments |
Kawan aku disini sepi
Menghadapi lahan baru
Yang tak sama lagi dengan dulu
Aku bertanya-tanya
Kabarmu disana
Entah bagaimana

Segala kenangan lampau tak henti berputar
Kala kita urai canda
Dan tawa menjadi candu
Kini aku sakaw disini
Tak menerima tawamu
Ingatkah dirimu
Saat kita melangkah bersama
Mencobba memerangi panas hujan menghadang
Menghabiskan waktu

Kawan
Kurindu waktu yang lalu
Namun semua berbeda disini
Aku hanya berkawan sepi
Yang baru memang tak pernah mampu menghapusmu

Tanpa Harapan

| | 0 comments |
Angin mengurai rambutku
Membelai dengan lembut
Menemaniku kala ku terpojok sepi
Masih bergelayut dengan rindu
Mataku masih terpaku
Menunggu hadirmu
Berkawan rumput yang bernyanyi merdu
Dan kudapati aku masih tersesat
Tak menemukan jalan keluar
Hanya menangis sendiri
Aku tak lagi ada harap
Aku mengerti harus berlari
Karna ku sendiri
Dan kau tlah pergi
Namun alahkah aku bila tak mampu
Dan tetap disini
Mengharapmu tanpa harapan

Mata-mata

| | 0 comments |
Aku benci tempat ini
Menekanku begitu rapat
Dipandangi mata-mata gelap
Yang menjelma menjadi bibir-bibir ember
Membuatku terkekang
Hingga hanya bisa bisu
Diam penuh tanya
Untuk apa aku disini?
Tanpa arti
Hanya raga ringkih
Jiwa berputar-putar
Menggerakan tanganku
mengalirkan syair syahdu
Lelap ingin kutangkap
Namun aku tak bisa
Ada yang melihat
lalu berkata
Lebih baik diam
Tak berkutik
Senyap
Sunyi
Sepi
Dalam riuh

Tak mungkin lagi

| | 0 comments |
Tak kumengerti perih ini
Aku tak diam
Aku pun mencoba lari, pergi
Tak ingin menengok meski sekelebat
Namun ternyata aku tetap sama berpijak
Tak sedikitpun bergerak
Aku berlari ditempat
Tak menambah jarak
Tak sanggup lagi begini
Tak sanggup lagi bertahan
Tak mungkin lagi

Belenggu Rindu

| | 0 comments |
Hampa
Kujumpa
Kosong dalam hati
Seolah jiwa tlah mati
Aku ingin lari
Dan kembali mencari
Mencari sosok yang telah pergi
Namun entah harus kemana lagi
Ada rindu yang terlalu lama tumbuh disini
Tak tahu masih bisakah kubunuh rasa ini
Dia hilang tanpa peduli
Ada cinta buta dan tuli
Yang tersisa dan membekas
Meski tlah kuusir lekas
Tetap tumbuh manis tanpa henti
Tanpa jeda yang berarti
Sampai kapan kuharus menunggu
Meski kuberkawan sendu lagu
Kapan bayangmu kan kau bawa juga
Kau jemput dan aku hanyalah jiwa raga
Tanpa kehampaan menyertai
Dan tak lagi ada rindu terpatri