25 dan 16
Tapi cukup jauh untuk usia
Kau dengan umurmu siap melaju
Dan aku hanya anak kecil yang tak tahu malu
Selamat ulang tahun, kawan tua
Semoga senja lebih mendekapmu erat
Hingga membawamu pada bahagia
Aku, Kawan mudamu, disini
Kan selalu berdoa, untukmu kawan
Yang terbaik, selalu, semoga untukmu selalu terbaik
Purwokerto, 13 Juli 2013
Ulang tahunmu yang ke-3 kali ku alami setelah waktu perkenalan kita
Pelajar dan Hidup Baru
Bersenang-senang tlah selesai
Menata kamar tlah berakhir
Plesir kini tlah pulang
Saatnya merapikan buku
Memilih-milih ilmu
Membaca lagi
Kembali kehidupan sekolah
Tak mau seperti yang lalu
Kini mulai lebih rajin
Tak mau gagal lagi
Kini saatnya bangkit
Aku seorang pelajar
Kini libur tlah usai
Maka akan kumulai hidup baru
Satu Lagi Ulah Waktu
Membangunkan nyawa
Tercengang dengan kabar yang ada
Tahu-tahu aku tlah bersiap siaga
Mungkin kau memang tlah menunggu lama
Hingga melompat kesana kemari
Namun segitu tak berartikah persahabatan ini
Hingga tak bisa bersabar sedikit
Kau tlah mengenal aku, harusnya
Dengan segala kata terlambatku
Namun egoku berontak
Bahkan bukan hanya salah lambatku
Sadarkah egomu akan itu?
Bahlan tapa kepastian bertemu, kau tiba-tiba tlah menunggu
Jadi bukan seluruhnya salahku, bukan?
Coba tanya egomu kawan!
Lalu kala aku tlah siaga
Siap jejakan kaki menemuimu
kutanyakan tempatmu
Lalu segera melaju
Namun tak kutemui sosokmu
Ego membangun perlahan emosiku
Buatku termangu, diam
Lalu sekali lagi kutanyakan tematmu
Bah! Betapa teganya kau berpindah tanpa kabar?
Setelah surutkan emosiku
Kususul kau ketempat yang baru
Paling kau baru setengah putaran menunggu
Tapi lagi-lagi berpindah lagi
Selesai, selesai sudah
Yang kita bertahankan dari jarak dan waktu
Kau, kalian, hilang bersama persahabatan kita
Not Too Long
Hampir aja nih blog kaya blog-blog ku sebelumnya, TERLANTAR! Atau lebih tepatnya bukan hampir, tapi sudah. haha. tp ya memang begitulah, sekolah benar2 menguras waktu dan tenagaku. apalagi kurang dari 50 hari lagi aku bakal menghadapi Ujian Nasional. Ujian yang bener2 aku takutin buat saat ini. Tapi sekarang aku sempet2in ngetik di atas kasur tercintaku, buat menyambut seluruh pembaca dan penggemar blogku *sambutanmeriah. oke, tadi cuma bercanda, aku tau blog ini hampir ga ada yang baca sama sekali. emang sih, hal ini bikin aku males nulis, ataupun posting apapun. tapi di lain sisi aku seneng juga, karna blog ini jadi bisa kaya blog curhatan gitu. Ya, kalo kamu lagi baca blog ini, brati kamu kurang beruntung karena menemukan blog garing yang bener2 ga penting, hehehe, kaya nya cukup dulu deh basa-basinya, setelah ini aku bakal nge posting puisi2ku tentang korupsi, yang sedihnya baru aja aku kirim kemarin2 buat di-antalogiin dan ga lolos seleksi hiks.. hehe.. mungkin juga bakal ada cerita cinta yang based on true story juga. selamat ngubek2 blogku ya, makasih udah visit ^^
Terlalu perlahan
Meninggalkan kisah lama yang muram
Aku mulai berjalan meninggalkan kegelapan
Meninggalkan segala yang mengekang
Langkahku sudah terlalu banyak yang tertunda
hanya untuk luangkan waktu mengenangmu
Mengenang yang tak seharusnya tak kukenal
perlahan kulawan kelumpuhanku
mencoba kembali berlari menjauhi cerita yang kelam
Namun aku mulai menangis
dan bertanya-tanya
Sudahkah aku siap
Meninggalkan nikmatnya terluka
Sudahkah aku rela melepas bayangmu
Perlahan kuyakinkan diriku
Melupakanmu satu-satunya jalanku
tapi ini tak mudah untukku
Segalanya terasa perih
Jalanku tlah terhenti terlalu lama
untuk cerita yang tak berarti
perlahan..
perlahan...
Namun terlalu perlahan...
hingga aku tak sadar aku hanya berjalan ditempatku berdiri
Sedetik
Perihnya yang kurasa
ketika setelah sedetik lalu
kau curahkan segala perhatian itu
lalu kau hempas begitu saja
dengan kata-kata lain yang kau rajut untuk wanitamu
Sebegitu tak pedulinya kah engkau
kasih...
Berlalunya waktu tak menghapus apapun
hanya menambah goresan luka
dan kini aku tak berdaya
ketika penyakit hatiku tentang kenangan mu kembali melumpuhkanku
Sekali saja kau peduli
Bukan peduli seperti itu
cukup tanyakan apa rasaku tlah hilang
Karna kau nyatanya kau tak pernah tau
Bahwa rasa ini abadi
Kuda Galak
Siang ini, menjadi siang yang cukup menyenangkan untukku, penuh cerita tanpa jeda. Entah tawa, diam sejenak, sedikit sendu, semua menjadi satu. Merangkai kata bersama seperti adik-kakak yang tak terpisahkan. Bintang lagi-lagi membuatku melupakan sang Mentari. Meski cerita siang ini pun tak lepas dari peri yang Bintang gilai. Tapi tak apa, Bintang cukup lihai menghiburku. Aku jarang terlihat galau di depan banyak orang. Yah, sesekali pernah. Banyak kisah yang kutuliskan saja pada blog ini. Menguntai setiap cerita pada meja karya. Namun kali ini aku bercerita banyak pada Bintang. Dia pendengar yang baik bagiku. Sifatnya yang konyol membuatku tak menyangka banyak nasehat bijak yang terlontar dari mulut uniknya itu. Hingga waktupun habis, dan senjapun mulai hadir.
Gerimis pun menyambut dengan suka cita. Sayangnya kebahagiaan gerimis tak bisa dirasakan semua orang. Di sepanjang jalan, orang-orang menggerutu pada gerimis yang seenaknya membasahi tubuh mereka. Ku pacu motorku secepat angin, takut sebentar lagi tarian hujan juga ikut menyambut senja. Mataku menangkap sosok kecil Bintang berjalan kecil-kecil ditengah tetesan lembut air yang mengetuk pelan kepalanya. "Bintang, naiklah, jangan sampai gerimis sialan ini membuat pusing kepalamu nanti!" Seketika itu senyumnya mengembang. Ah, aku rela mengorbankan apapun untuk senyum itu. Tak sampai 2 detik kemudian dia telah duduk manis dibelakangku. Tanpa membuang waktu kupacu motorku ke arah pondoknya. Sesekali dengan jail Bintang mengetuk-ngetuk helm putihku. Sekitar 5 menit kemudian, tepat didepan pondoknya, motorku berhenti,Bintangpun turun. Namun dia tak langsung masuk, kesempatan itu kupakai untuk sekedar memarahinya karna mengetuk-ngetuk helmku. Dia tertawa kecil, lalu mengucapkan "Iya, maaf dan terima kasih, Kuda Galak!" mana bisa aku menahan tawa dengan candaannya itu. Kutatap punggungnya saat dia mulai masuk kedalam pondoknya, meninggalkanku, dengan senyuman....
Semalam Begitu Terang
Seluruh rumah gelap gulita
Hanya beberapa yang memiliki tenaga kedua
Banyak raga rasakan panas
Hingga pergi ke tempat mega
Pula dengan aku dan kau
Berempat kita melalang buana
Mencari tempat yang lebih teduh sejuk
Mengendarai ditengah malam bahkan tanpa bintang
Gelap tak lagi gelap
Panas tak lagi panas
Sebal tak lagi sebal
Karna kita membuat malam menjadi terang
Dengan canda yang melanda
Dengan tawa yang kita bawa
Dengan senyum yang tak hanya dikulum
Malam menjadi benderang
Bersama keluarga, semalam begitu terang
Pocong
Sepucuk Rindu yang Kau Kirim
Bagaimana dengan cinta yang lain?
Seperti biasa, hari ini aku bercanda dengan bintang, kali ini aku dan bintang sedang bercerita tentang kisah lama, tentang kejadian-kejadian konyol yang pernah dialami. Namun alih-alih pembicaraan mulai beralih pada sosok lain yang sedang digilai bintang. Sepercik api cemburu menjalar dalam hatiku. Ah, mungkinkah akan tiba saatnya akulah yang digilainya. Rasanya menunggu hingga kiamat pun hal itu tak akan terjadi.
Bintang bercerita tentang sosok yang baru 1 bulan ini dekat dengannya, sosok yang lebih dewasa, yang menurutnya lebih menarik. Tahukah dia, dia telah bercerita pada orang yang salah. Aku memang seorang pendengar yang cukup baik, bahkan meskipun yang aku dengarkan justru menyakiti hatiku. Bintang telah memilih orang yang salah untuk mendengar kisahnya. Dia melukaiku tanpa menyadari itu.
Diam-diam ingatan saat baru pertama kali mengenal bintang sekitar 10 bulan yang lalu menyusup dalam pikiranku. Berawal perkenalan dingin, lalu dia menjadi mata-mata yang menyebalkan, hingga menjadi teman seperjuangan. Sedikit demi sedikit timbul kedekatan diantara kami. Hanya itu, hanya sekedar itu sampai sekarang. Sahabat, kira-kira itulah yang dia akan ucapkan bila ditanya siapakah aku. Atau bahkan hanya teman. Entahlah, aku terlalu takut menghadapi kenyataan. Atau bisa dikatakan aku selalu takut. Aku tumbuh dalam perasaan tak berarti, tak berguna. Bertahun-tahun aku menjalani hidup dengan menganggap beberapa orang amat berarti, namun bahkan tidak ada yang menganggapku berarti sama sekali. Mungkin hal itu yang membuatku kini terlalu mencari eksistensi diri. Sayangnya seperti yang tadi kukatakan, aku masih terlalu takut mengetahui kenyataan kalau aku tak pernah dianggap berarti.
Tapi diluar semua itu, aku selalu bertanya pada diriku sendiri. Salahkah bila ada rasa lain yang kurasakan pada sahabatku sendiri disaat aku masih mencintai orang lain. Ah, aku merasa begitu bitch. Tapi sungguh ini lah pilihan hatiku yang egois. Aku merasa seperti melakukan 2 kesalahan sekaligus. Aku tau aku -hatiku- salah. Karna itulah aku tak henti menghukum diriku sendiri. Menenggelamkannya dalam kegelapan, sepi, kesendirian yang mencekam. Karna hanya itu yang dapat ku lakukan untuk meredam -menahan- perasaan-perasaan yang tak pernah kuharapkan sama sekali ini. Paling tidak untuk sementara waktu...
Ternyata Kau Simpan juga Rindu itu
Maaf, mungkin kau kini begitu takut padaku, yah, mengingat setiap hari aku masih menghitung waktu tentang setiap ingatan denganmu. Yang bahkan tak kau ingat sedikitpun kejadiannya. Sekali lagi hanya maaf yang bisa kuucapkan untukku. Sungguh hanya ini yang bisa membuatku bertahan. Paling tidak setiap potong kenangan ini menyadarkanku kalau aku masih memiliki eksistensi cinta.
Selama hampir setahun rinduku haus untuk bertemu. Namun ternyata setiap pertemuan kecil itu hanya membuat lukaku lebih dalam saja. Kau tak akan menyangka luka ini hampir saja memenuhi hatiku. Meski ternyata selalu akan ada ruang untuk mencintaimu lebih dalam.
Bukan tak pernah ku coba untuk menyurutkan rasa terlarang ini, aku telah mencoba, hampir beribu cara. Sayangnya rasa ini terlalu egois untuk mengalah.Maaf.
Aku tahu betapa risihnya dirimu mengetahui rasa yang terus tumbuh ini. Tapi tolong jangan salahkan aku. Aku sendiri sudah cukup menghukum diriku sendiri dalam kesepian dan kesendirian karena keegoisan rasaku ini. Entah sudah berapa banyak tetes air mata yang tercipta dari luka ini, terlalu perih bila harus kuhitung juga.
Namun selama ini tak pernah kusangka, ternyata ada secuil rindu juga yang kau sembunyikan untukku. Yang baru saja 5 hari yang lalu ku tahu. Seorang peri cantik menyampaikan salammu padaku. Katanya, kau selalu menanyakan kabarku, bahkan setiap kau bertemu dengannya. Awalnya aku tak mau mempercayai itu. Namun aku tahu itu bukan hanya sekedar bualan saja, aku tahu itu nyata adanya.
Tahukah kau apa yang kurasakan? Hah! kau tak mungkin tahu! karna aku sendiri bahkan tak tahu.
Marah, Senang, Sedih, Rindu, Bahagia, Lega, Perih, Terluka, Benci, Terharu, Semua rasa bercampur menjadi satu, bahkan rasa yang sebenarnya tak ada sangkut pautnya sama sekali.
Aku tak tahu bagaimana harus kukatakan. Tapi tolong bantu aku keluar dari belenggu rasa ini. Aku sungguh sudah tak mampu bertahan lagi. Kau tahu? Cinta ini membunuhku...
Gosip
Rakyat disuguhi guyon tiap hari
Disebelah sini teriakan amarah menggelegar menyebut namamu
di sana lebam teraniaya ataukah terjatuh di tempat membuang
Satu lagi berteriak minta tanggung jawab untuk buah hati
Sedangkan para bejat lihai menyusup
Memasukan uang rakyat dalam kantung
terkikik menertawai orang-orang bodoh yang tertipu
Sibuk mengomentari hal-hal basi
Ini negriku
dulu tak seperti ini
Tapi kini semua basi menjadi headline
Semua mudi terpancing menonton
Lalu yang penjahat sesungguhnya bersembunyi
Tanpa ada yang tahu
Karna tak ada yang peduli
Rela
Kini...
Kau sungguh pergi tanpa ada harapan untuk bertemu lagi
Bukannya aku menangisi yang tlah berlalu
Hanya saja aku tak kuasa menahan sedih merana
Setiap kali kenangan menyelip dalam pikiranku
Sebutir air mata menetes begitu saja
Masih ada sisa rindu disini
Meski perlahan telah terkikis waktu
Meski lambat sekali
Mungkin kah kau disana
sekali saja
Memikirkan kabar ku disini
Mungkin tidak
Tak apa
Aku tlah dapat menerima
Segala yang terjadi antara kau dan aku
Menjadi Debu
Wreck it Ralph
Film bagus nih!!
source: http://forum.detik.com/2012-disney-wreck-it-ralph-t521252.html?s=85f2a03aacf188f1e2ce9a986b12c4a2&
Ralph (John C. Reily) adalah karakter video game yang berperan sebagai penjahat utama dalam game arcade Fix-It Felix, Jr. Dalam sesi terapi para penjahat dari berbagai game, Ralph mengungkapkan kebosanannya sebagai penjahat selama 30 tahun dan ia ingin menjadi seorang pahlawan agar bisa dihormati. Tentu para penjahat menganggap itu ide konyol dan memberi semangat pada Ralph agar ia tetap mencintai perannya sebagai penjahat. Namun ternyata ada satu hal yang membuat Ralph bisa menjadi pahlawan yaitu mendapatkan medali diperuntukkan bagi player yang bisa menyelesaikan game sampai akhir. Petualangan Ralph mendapatkan medali ini membuatnya bertemu dengan karakter dari video game Sugar Rush yaitu Vaneloppe von Schwertz (Sarah Silverman). Pertemuan tersebut membawa mereka berdua ke dalam petualangan yang segar, lucu, serta dramatis.
Overall
Kurang-lebih 20 tahun sudah saya menjadi seorang Gamer yang selalu mengikuti dunia video game. Dalam kurun waktu tersebut, saya sering diledek sebagai seorang nerd / geek oleh banyak orang dan menganggap saya hanya membuang-buang waktu saja dengan video game. Dari situ saya pernah bermimpi jika ada film yang menjelaskan seperti apa dunia video game sebenarnya kepada orang-orang ini, namun tentunya film tersebut harus menghibur dan membuat mereka mengerti kalau video game tidak se-negatif yang mereka pikir. Asiknya, mimpi saya terkabul tahun ini lewat film animasi Walt Disney: Wreck-it Ralph arahan sutradara Rich Moore yang terkenal lewat The Simpsons dan Futurama.
Untuk cerita, well, buat saya film ini bisa dinikmati oleh semua orang dan umur karena filmnya sendiri simple, sangat menghibur, serta minim adegan kekerasan (walaupun ada 1-2 adegan kissing). Para karakter seperti Ralph, Vanelope, Felix, dll menarik dan dengan desain yang memorable. Namun jika anda sendiri bukan Gamer veteran dan hanya tahu game Angry Bird atau orang awam yang bahkan tidak tahu siapa itu Ryu, Ken, Zangief, Sonic, Bowser, Pac-Man,Q*Bert, atau icon video game terkenal mungkin anda tidak akan terlalu merasakan adegan humor yang terkadang nongol lewat icon tersebut. Namun tak hanya icon video game, Wreck-it Ralph juga menghadirkan beberapa tema mengenai perubahan video game dari klasik ke modern (tema Ralph mengambil medali adalah sindirian halus untuk fitur achievement / trophy yang dikenal pada Xbox 360 dan Playstation 3). Sampai ke tema game penuh kekerasan yang melanda video game dan sering dikritik oleh para orang tua atau media berita. Lalu ada juga istilah teknis seperti glitchatau high definition yang tidak semua orang (kecuali gamer tentunya) tahu.
Untuk memberikan nafas bagi para karakter Wreck-it Ralph, tentu diperlukan para voice actor yang bagus. John C. Reily dan Sarah Silverman mendominasi sebagian besar film ini dengan suara mereka yang khas. Lalu ada Jack McBrayer sebagai Fix-It Felix, Jr, Alan Tudyk sebagai King Candy, dan Jane Lynch sebagai Sersan Jean Calhoundengan suara mereka yang cocok dengan karakter yang diperankan. Semua voice actor bermain bagus dan kredit khusus untuk voice actor yang menyuarakan Ryu, Ken, Zangief, Q*Bert, Zombie yang membuat saya tertawa terbahak-bahak.
Dari cerita kini beralih ke animasi. Kualitasnya buat saya sangat mulus dengan warna-warni yang sedap dipandang mata. Walt Disney memang pandai membuat animasi 3D dengan kualitas tinggi. Namun karena Wreck-it Ralph banyak menyinggung soal video game klasik, maka ada animasi yang sengaja dibuat seperti video game klasik. Contohnya seperti beberapa karakter Fix-It Felix, Jr (selain Ralph dan Felix) dengan gerakan yang terbata-bata layaknya video game klasik. Bagi orang awam mungkin ini adalah cacat tapi sebetulnya tidak. O ya, animasi juga di dukung dengan musik yang cocok dari artis terkenal. Sebut saja Rihanna ~ Shut Up and Drive serta AKB48 ~ Sugar Rush.
Dari cerita kini beralih ke animasi. Kualitasnya buat saya sangat mulus dengan warna-warni yang sedap dipandang mata. Walt Disney memang pandai membuat animasi 3D dengan kualitas tinggi. Namun karena Wreck-it Ralph banyak menyinggung soal video game klasik, maka ada animasi yang sengaja dibuat seperti video game klasik. Contohnya seperti beberapa karakter Fix-It Felix, Jr (selain Ralph dan Felix) dengan gerakan yang terbata-bata layaknya video game klasik. Bagi orang awam mungkin ini adalah cacat tapi sebetulnya tidak. O ya, animasi juga di dukung dengan musik yang cocok dari artis terkenal. Sebut saja Rihanna ~ Shut Up and Drive serta AKB48 ~ Sugar Rush.
Final word. Wreck-it Ralph adalah film yang sangat menghibur bagi saya untuk tahun ini dan mungkin akan selalu diingat dalam waktu lama. Wreck-it Ralph juga memberikan sebuah pesan singkat untuk non-gamer bahwa video game adalah dunia yang menarik dan diperuntukkan bagi semua kalangan serta umur.
Selamat Ulang Tahun yang telah Pergi
Harusnya kemarin merasa gembira
Sayangnya waktu tak memberi kesempatan
Waktu dengan keras tertawa
Menertawakan yang masih bersendu
Usia bertambah
Tapi sudah tak ada raga
Berlalu sudah semua bahagia
Yang tersisa hanya rindu
Selamat ulang tahun yang telah pergi
Seharusnya
Tapi kini, bisa ku sampaikan pada siapa ucapan ini?
Pergi Satu Lagi
Satu kalipun
Mendengar namanya pun baru kal ini
Entah bagaimana rupa
Entah bagaimana suara
Entah bagaimana bisa
Hanya pakan salah jalan
Lalu sebuah penanganan kecil
Merenggut jiwa yang masih labil
Masih menggejar mimpi
Atau bahkan belum menentukan
Masih bersiap berkutat dengan soal ujian
7 Hari lagi
40% menentukan
Tapi terlambat
Dia telah pergi
Tak akan kembali
Mengikuti cahaya putih
Sayangnya tak ada yang memanggil
Dia telah melewati tubuh hidup dengan jiwa pergi
Waktu bilang ini memang sudah takdir
Sudah saatnya pergi
Shoping with My Lil Sister
After a tired day, aku dan adik ku pergi sebentar. Yah, membeli beberapa cemilan yang besok akan menemani adikku dalam perjalanan ke Bandung. Sepi deh, ga ada kakak, ga ada adik pula. Selain cemilan, adikku juga membeli mp3 player, untuk membisikan lagu-lagu ke dalam telinganya.
Then, i bought somethings to my self too. After all, its a great day!
Soto di Sore Hujan
Hujan menitik atap rumahku yang tersusun dari zat-zat zink yang berbaris. Meski hanya gerimis kecil, namun suaranya terdengar cukup keras. Angin sesekali meniupnya, hingga pegangannya dengan paku sesekali terlepas, menimbulkan suar debuman kecil. Hari ini cukup lelah, mengingat hari ini aku cukup lama membantu toko ikan legendaris milik kedua orangtuaku. Yah, sudah lama aku tak pernah membantu toko ikan ini. Aku terlalu malas dan sibuk untuk menyisihkan sedikit waktuku. Rasanya pliket di kulit sudah mulai merajai, tapi sayangnya jam baru menunjukan pukul 5, itu artinya masih sekitar 1 jam lagi aku menjadi kasir dan fish girl. Tiba-tiba suara khas mangkok yang di dentingkan dengan sendok terdengar, seorang penjual soto sokaraja menawari mama, yang mengalihkannya dengan bertanya padaku. Awalnya ragu, tapi kata mama, ga papa, ya sudah, hari yang lelah dan berhujan ini dihangatkan dengan semangkok soto lezat. Love you mom.
My Game :D
Tetris Battle |
Game kedua yang masuk jejeran game favoritku lainnya ini bukan berasal dari game facebook. Kamu pasti tahu apa game ini. Cut the Rope! Pertama kenal game ini, kira-kira beberapa bulan ini, aku udah langsung jatuh cinta. Kenalannya di HP temen, yang kebetulan hapenya touch srceen.Sayangnya cuma bisa main sebentar, namanya juga pinjem.Beruntung banget, habis itu aku nemu game ini di tokonya mbah google. :D Tanpa ragu, tentu saja langsung aku mainin. And Taaadaaa... I played it.
Untuk apakah berpindah ketempat yang sama-sama terlarang?
call me maudlin! but im really crying (again) at this moment. and i fucked up my life!
Hampir dua tahun aku mencintai orang yang salah. Laki-laki yang jelas-jelas tercipta jauh dari takdirku, meskipun takdir yang kumaksud adalah hanya sebentar saja 'bertengger' di hidupku. Laki-laki dengan beribu perbedaan. Ya, jika kau akan berkata 'perbedaan itu ada untuk saling melengkapi', simpan dulu kata-katamu itu. Sungguh, dalam kasusku ini, perbedaan ini memang jelas-jelas Dia berikan untuk menyadarkanku 'dia' adalah Mr. Wrong. Tapi aku pun selama ini tak pernah lelah, masih saja berusaha menyangkalnya. Berharap.. berharap... terus berharap matahari mau menjadi milikku. Lalu lagi-lagi kecewa.
Tapi hari ini aku bukannya ingin bercerita tentang si bajingan ,Mr. Wrong, yang telah mengubah hidupku, itu. Kali ini aku akan bercerita tentang lelaki lain. Sebuah bintang lainnya, yang lagi-lagi masih terlalu terang untukku. Entahlah, dia justru lebih terang dari matahariku, atau mungkin juga lebih redup tapi belum cukup redup untukku yang mungkin memang ditakdirkan bersama kegelapan.
Bintang baru ini berbeda dengan matahari, amat jauh berbeda. Si Bintang bukan tipe penerang yang setia, dia bahkan tanpa rasa bersalah bergantian menyandarkan hatinya pada beberapa bidadari angkasa. Tentu aku bukan salah satunya. ingat aku jelas bukan seorang bidadari, aku hanya seorang pengais cinta, yang berharap dapat menemukan celah kecil dari sisa-sisa cinta. Si Bintang hanya seorang temanku, yah walau bisa dibilang dia teman yang cukup dekat denganku. Bercanda bersama, sudah biasa. Tertawa hingga terpingkal-pingkal, ah, itu sudah rutinitas kami. namun justru kedekatan ini membuatku khawatir. Kau tahu? Aku memang butuh seorang sandaran baru agar aku dapat melepaskan matahariku. Namun, untuk apa bila sandaran yang kutemukan adalah sandaran tak setia yang hanya menganggapku kawan bercanda. Terbayang olehku suatusaat nanti, atau segera, aku akan terjatuh dari sandaranku lalu lagi-lagi merasakan sakit. Sandaran yang jauh berbeda, namun tetap akan memberikan efek yang sama, terjatuh, merana, sengsara. dan nantinya harus melompat mencari hati yang bisa kusinggahi.
Sudah 2 kali aku katakan mereka berbeda jauh, namun perlu kau tahu, mereka juga memiliki persamaan yang jelas-jelas bagaikan minyak dan air denganku. batas yang dibuat sendiri oleh masyarakat dunia untuk berbagi cinta. ah, kau benar, ini soal kepercayaan. bullshit dengan semua itu. Untuk apa adanya kepercayaan-kepercayaan itu bila hanya untuk memecah belah dunia? hah?
Sudah cukup semua ini.. yah, aku lelah, sungguh lelah. Terlarang! ya itu kata yang tepat menggambarkan macam cinta yang aku rasakan. f-ck!
Tapi sudahlah, tak ada yang bisa kuubah dari itu semua. Aku hanya bisa membatasi diri agar tak masuk kelubang perbedaan itu bukan?
Oke, kembali bercerita tentang Si Bintang Playboy ini, Aku terlalu takut jatuh cinta pada hati yang salah. Yang jelas-jelas hanya akan membuangku. Ah, sungguh perih kisah yang aku alami. Kumohon, seseorang, mungkin mau membantuku menemukan jalan menuju hati yang benar, atau paliing tidak keluar dari jalan yang salah ini dulu. Aku terlalu lel.ah
Lagi-lagi waktu
Bukan hanya soal hidupku saja
Tapi juga jiwa dari tubuh-tubuh penuh cinta
Tenggelam dalam ketidak berdayaan
dikejar, atau mengejar waktu
Mungkin ada kala
Baru sebentar saja tawa terlontar
Lalu tiba-tiba senyap
Seperti adegan slowmotion dalam film
Semua bahagia direbut sang waktu
Darah tercecer
Tubuh tercerai berai
Tinggal kepanikan yang mencekam
Bisa juga
Yang telah memperkirakan waktu
Tetap tak bisa menghadapi perpisahan
Belum rela melepas peluk
Belum mau berjarak
Waktu yang misterius
Waktu yang tak bisa kita tebak
bagaimana ia akan datang
bagai mana ia berencana
bagaimana bisa dia membuat bahagia
Namun bisa pula akibatkan luka
Waktu, yang tak berhenti
tik tok tik tok
Curhat Nyelip - Memang Harus Melepas Matahari
Semoga engkau akan membacanya, dan semoga kau mengerti...
Dulu aku pernah menulis sebuah sajak tentang sosok matahariku. Tentang matahari yang pergi dan dingin kepadaku yang mengharap cintanya. Namun tahukah kau, gambaran matahari yang kubuat itu untuk melambangkan sosokmu? Namun kini setelah kupikirkan kembali sajak itu, ternyata aku keliru. Tunggu, maksudku bukan salah melambangkanmu sebagai matahari, buan juga salah menuliskan sikap matahari, matahari memang begitu padaku. Hanya saja setelah melalui waktu yang cukup panjang--yang bukannya memperbaiki keadaan, namun justru semakin mengacaukannya--, kini aku menyadari arti lain dari menganggapmu sebagai matahari yang mati, kini yang harus ku sadari; kau adalah bintang yang sayangnya bukan tercipta untukku. Bukankah matahari juga bintang? Memang, justru itu, aku memang tak mengubah artimu, bagiku kau tetap bintang yang begitu besar dan terang. Karena itulah, lagi-lagi bagiku, aku layak menyebutmu matahari. Dari situlah selama ini kau kuanggap seperti raja langit itu. Namun lagi-lagi harus kukatakan, kau adalah matahari --atau bintang, atau entah apa yang harus kusebut-- yang nyatanya bukan tercipta untukku. Kenyataan pahitnya kau terlalu terang untukku, yah, alih-alih menerangi kegelapanku, dirimu justru membakar dan melukai setiap jiwa dan hatiku.
Selama ini aku selalu menahan perihnya mencintaimu--mengikutimu, mencoba membahagiakanmu ,menunggumu, memandangmu-- mencoba menyangkal bahwa kau terlalu 'terang' untukku, sambil dalam hati berharap aku bisa mengimbangi silaunya dirimu, namun sayang, aku bahkan tak berhasil meraih apapun. Cintamu? Bah! Kau bahkan tak membiarkanku mencicipinya barang sedetik saja. Lalu apa yang kudapat dari perjuangan cintaku slama ini? Nihil! Tak ada apapun kecuali perih, cemburu, 'gosong', terbakar, dan luka yang sepertinya terlihat tak mungkin sembuh. Bila kau bertanya apa aku marah? Aku akan balik bertanya, apa mungkin dalam posisiku ini aku tidak marah? Tapi tidak, ternyata rasa cintaku padamu mampu membuatku buta, hingga membuat akal sehatku sendiri bertanya-tanya bagaimana bisa aku masih mencintaimu meski telah ratusan kali kecewa?
Aku sudah berusaha berkali-kali menghindarimu, mencoba mencari hujan atau badai yang akan membuatku beristirahat dari lelahnya mencintaimu. Tapi lagi-lagi kau colek diriku, membuatku kembali menghangat lalu lagi-lagi terbakar perih. Seolah-olah kau tak rela melepas mainan atau boneka kecil yang dengan bodohnya tetap terpukau dan mengikuti semua maumu. Entah sengaja atau tidak, lagi-lagi kau membuat aku kembali padamu. Mengantri cinta yang tak mungkin kudapatkan, karna sesungguhnya jatahku hanyalah 0 besar, ya, nol besar. Kadang aku berfikir, mungkin perhatianmu padaku sebenarnya hanya bentuk perhatian yang kau ungkapkan untuk seorang adik matahari, atau mungkin murid matahari, yang kau sayangi tapi tak mungkin kau percayakan cinta? Tapi hei! Aku bukan anak kecil lagi! Aku sudah banyak belajar tentang rasa cinta, tentang bagaimana merasakannya, meski semua berujung pada kesedihan. Lagipula mana bisa aku merasakan hangat sinarmu yang terporsi untuk seorang adik --atau murid-- bila yang kuharap adalah cinta. Aku hanya mampu menyerap cinta darimu, dan karna nyatanya tidak ada jatah untukku, maka yang kudapat hanya perih. Yah, kau memang tak mengerti aku, dan aku juga tak akan menyangkal lagi, aku pun tak mengerti sedikitpun tentangmu, meski selama ini aku mencoba meyakinkan diriku, aku selalu mengerti dirimu. Namun nyatanya tidak bukan? Mana mungkin kau tak peduli kan cinta ku bila aku telah mengertimu. Maka dari itu, kini aku elukan, aku pun tak mengertimu sama sekali.
Karna segala hal itulah, kini aku akan katakan padamu, aku akan melepas matahari, melepas harapanku, melepas cintaku, melepasmu... Kali ini aku akan kembali menghindari berkas sinarmu. Memayungi diriku sendiri dengan kegelapan, sedih memang, tapi lebih baik daripada merasakan panasnya cahayamu yang menusuk setiap inchi jiwaku. Aku akan kuburkan cintaku di dalam tanah, dan tak lupa juga kugunakan peti mati untuk tempatku berbaring, begitu rapat agar tak lagi ada sedikitpun sinarmu yang jahil mencolekku. Lagipula kau tak akan merasa kehilangan, bukankah ada setangkai bunga ditempat lain yang juga merasakan cahayamu wahai raja langit, tapi berbeda denganku, yang bunga itu rasakan justru kehangatan. Tapi aku? Bah! Sekali lagi ku katakan agar kau mampu mengingatnya, hanya perih yang kucecap. Selama ini tlahku lakukan segalanya dan korbankan hati yang kupunya untuk mendapat cahaya cinta darimu, tapi seperti yang kubilang, aku tak mendapat cintamu, wahai bintang yang terlalu terang. Sedangkan bunga itu cukup tersenyum dan melambaikan tubuhnya saja sudah mampu membuatmu terlena. Maka itulah kini aku yakin, sudah saatnya aku melepasmu pergi, melepas perihku, melepas segala kenangan tentangmu, melepas impian bersamamu, melepas matahari. Biarkan aku menangis, bintang. Agar segala lukaku dapat kubasuh dengan airmataku. Jangan juga kau goda aku dengan sinar senter yang kau arahkan padaku untuk mencoba menipuku, seolah kau beri sinar cintamu, padahal jelas-jelas cintamu telah habis untuk bunga itu. Ah, bukankah seharusnya aku tak perlu khawatir, bukankah tadi kukatakan akan kututup diriku rapat-rapat, jadi sinar senter palsu sialan itu tak akan bisa menyentuhku. Jadi, biarkan aku menutup diri darimu! Biarkan aku bersembunyi pada malam, hingga nanti aku akan kembali menyapa pagi--saat dimana kau akan terbangun dari tidur mu-- saat rasa ini telah mati.
Bukan Negri Siapa-Siapa
Para pembantunya dihujat para rakyat
Matanya yang telah mengantong kini semakin hitam
Binggung mendapat lemparan batu dari banyak arah
Sebentar lagi dia akan terganti
Negri ini dipenuhi perang politik
Memperebutkan kursi untuk memerintah
Negri ini semakin runtuh
Pilarnya telah retak
Tanahnya sudah kering
Dan para penghuni semakin membabi buta sendiri
Negri ini bukan negriku
Negri ini bukan negri siapa-siapa
Negri ini hanya negri antah berantah dengan kehancuran yang tak henti menghantui
1 Tahun lagi tlah terlewati
Saat kusambut usia baruku
Dari pagi yang diawali haru
berlanjut pada malu
Kala lelaki hatiku memberiku puisi
lalu indahnya persahabatan dengan kawan yang kini tlah jauh dariku
Tawa canda yang tercipta kini hanya menjadi kenangan
Segalanya tlah berubah kini
Aku bukan lagi yang dulu
Kini dengan usia baru lagi
Duniaku telah berbeda
Bukan berarti kau kulupakan kawan lama
Aku sungguh rindu tertawa bersamamu
Melepas segala canda yang kutahu
Namun 1 tahun lagi tlah berlalu kawanku
Bila merindu hanya mampu kupandangi fotomu
Berharap diakhir minggu kau bisa mengabariku
Doakan aku kawanku
Diusia baru aku semakin mampu
Melalui hidupku yang kini sedang sendu
Dan bila nanti kita bertemu
Nyanyikan aku sebuah lagu
Lagu persahabatan tanpa ragu
Karna aku tahu kita selalu satu
Meski terpisah ruang dan waktui
Harapan tlah Berlalu
Sungguh telah lama mengerti
Kau jauh dariku
Jauh dari takdirku
Perbedaan yang ada bukan tercipta untuk saling melengkapi
Tapi memang untuk memberi batas
Persahabatan palsu ini
Persahabatan yang kucipta tuk tutupi cinta
Dan persahabatan yang kau buat tanpa rasa
Sejak dulu aku tahu
Namun aku tak mampu
Melepas cintaku
Masih ingin bersanding
Meski hanya pada bayanganmu di mimpiku
Tetap kutanam cintaku semakin dalam
Dengan harap suatu saat akan berbunga dan kau petik
Kini cintaku tlah layu
Terlalu lama kau biarkan
Karna tlah ada bunga indah yang tlah lama hiasi hatimu
Bunga lain itu, bunga yang tak henti kau tatap matanya
Dan untuk yang beratus kali
Aku disadarkan aku bukan siapa-siapa untukmu
Bagimu
Harapan tlah berlalu
Tak ada waktu berhenti
Tak ada waktu berhenti
Meski hanya sejenak menarik nafas
Beban yang kupikul pun semakin berat
Padahal aku harus berlari
Meski kawan-kawan lama banyak berjalan
Aku tak ada waktu
Harus berlari
Tak ada waktu untuk berhenti
Selesai sudah waktu bersantai
Kini saatnya mengejar matahari
Kawan lama masih dibelakang
Namun jalannya lebih tegap
Daripada aku yang berlari dengan raga terpaksa
Kutinggalkan kawan dibelakang
Mereka masih bersenang-senang
Aku masih berlari
Karna tak ada waktu berhenti
Deadline
Tak henti berlari
Tak henti mengeluh
Tak henti kecewa
Disela tawa
Disela canda
Disela bahagia
Disela senyum indah
Aku sedang dikejar
dikejar garis mati
Deadline
Berita-berita yang harus terus tersetor
Menyerah saja
kadang menjadi pilihan
Tapi masih ada sisa tenaga
Mari berjalan bersamaku
Dengan sisa energi terakhir
Judul Puisi
Berisi baris
Baris-baris-bersajak
Baris-bersajak-sajak
Bersajak-berbaris-sajak
Sajak-sajak-berbaris
Baris-baris-sajak
Baris-sajak-sajak
Sajak-baris-sajak
Sajak-sajak-baris
Berbaris-baris-sajak
Berbaris-sajak-sajak
Sajak-berbaris-sajak
Berbaris, Bersajak
Dan
Berakhir
Cukup Meski Hanya Itu
Meski berjuta jarum menusukku
Tak goyah perasaanku
Meski beberapa kali aku terjatuh
Tubuhku tak lagi cerah
Tertutup warna darah
Mengalir disekujur hatiku
Tapi bukan itu yang aku pedulikan
Aku tetap menatap lurus padamu
Menggapai yang tak tergapai
Merengkuhmu lah yang menjadi harapku
Tapi bahkan sudah tak ada lagi alasan untukku
Untuk mencintaimu
Segalanya telah pupus
Terbang jauh meninggalkan aku
Lalu yang tersisa hanya aku
Tenggelam dalam gelap
Tak sanggup lagi aku melangkah
Sungguh hanya satu yang kumau
Kembali sebentar saja untuk memelukku
Hanya dekapmu satu kali saja
Hanya itu
Cukup
Aku lah aku
Aku hanya berjalan saja
Yang lain tak henti menulis
Aku hanya iseng menggambar
Yang lain tak peduli peluh
Aku bila lelah langsung beristirahat
Yang lain tak henti berusaha
Namun aku justru putus asa
Mengapa aku berbeda
Karna aku bukan mereka!
Aku bukan para pekerja itu
Aku lah penikmat kehidupan
Jangan pernah samakan aku dengan mereka
Jangan pernah
Karena aku adalah aku saja
Aku dan ingatan tentang negriku
Para petinggi sibuk saling melembar batu
Tawur memperebutkan kekuasaan
Menyombongkan diri mencari dukungan
Baku hantam sindiran tak henti terjadi
Sedang yang tlah memegang kekuasaan justru mencuri
Uang yang ada entah hilang kemana, entah masuk ke kantong siapa
Yang berkuasa menjelma menjadi tikus negara
Meski dasi tetap dipakainya
Yang tak berdaya bingung dijalan
Menurut kata yang tak pasti
Diombang ambing dalam ketidak biadaban
Membanting tulang mengabaikan peluh
Uang yang diperjuangkan tidak ternikmati
Dirampas para kuasa tak berhati
Genangan lumpur tak henti menewaskan
Sekujur tubuh negri ini tlah lapuk
Tinggal menunggu akhirnya saja
Tapi masih ada sedikit sisa -sisa energi
Mungkin masih cukup untuk bangkit lagi, Indonesia
Asal tak ada ego lagi bagi yang bertahta
Dan para rakyat juga bersatu
Masih bisa
Masih ada kesempatan untuk Indonesiaku
Lagi-lagi sajak tentangmu
Senyum tak kuciptakan
Lelah telah kupastikan
Rindu dalam hati kutahan
Secepat yang kumampu kuberlari
Bukan keramaian yang kucari
Aku hanya mengejar hari
Menghitung waktu aku menanti
Begitu banyak sajak telah kutulis
Sembari menyeduh secangkir kopi manis
Kupanjatkan segenggam tangis
Menatap hujan gerimis
Kapan waktu kan berlalu
Hingga mampu kulupa kisah tentangmu
Tak lagi ku dirundung pilu
Tangis ku kau bawa ke hulu
Diam Saja
Ssssttt
Sssssssssstttttttttt
DIAM!!
DIAM!!
Tolong diam
Ada seseorang yang butuh ketenangan disini
Rasanya lelah telinga ini
Mendengar jangkrik yang tak henti bercakap
Mendengar raja hutan yang tak henti mendengkur
SSSSSTTTTT
DIAM...DIAM....DIAM!
Diamlah
Diam saja
terkadang itu lebih baik dari pada kau biarkan mulutmu mendengung
Meski yang kau ucap kata-kata seindah mutiara
Namun terkadang diam bisa meredam semua
Meredam amarah sang muda yang tertahan disini
Maka tolong
Kali ini diam saja, cukup!!
Sejenak
Akan setiap kenangan
Kala aku disibukan dengan begitu banyak peluh
Waktu tak henti mengejarku
Mendesakku
Memaksaku berlari
Kini aku semakin terkekang
Tak lagi sesakti waktu yang lalu
Hanya menunduk
Malu
Ketika berjuta pertanyaan diajukan
Hanya menunduk
diam
Ketika harus mengisi jawaban
Kenangan tentangmu kini sembunyi
Tak sesering dulu berkunjung diujung pikiranku
Sedikit waktu aku beristirahat
Dari lelahnya mencintaimu
Sejenak...
Hanya Sejenak,...
Sejenak saja
Kuasa dan Jelata
Mobil-mobil berlari
Yang kuasa dilindungi
Yang kuat terbagi
Menjaga yang berpikir
Menata negara rapuh , lapuk
Sepanjang jalan menjadi ramai
Oleh orang berdasi yang bersembunyi
Didalam badak hitam yang dikawal
Dan para jelata hanya bisa menghormati
Para kuasa yang berotak mati
A-B-C-D-E
Tok
Tik
Tok
Waktu terus berjalan
Ketika ku dihadapkan pada pilihan
5 Jalan yang terbuka
Entah mana yang harus kupilih
1
2
3
4
...
Pertanyaan-pertanyaan tak henti diajukan
Jawaban-jawaban belum selesai dipikirkan
Belum selesai kucari
Memang waktu masih tersisa
Tapi semuanya telah berlari
Sedang aku hanya berjalan
perlahan
deg
deg
deg
Ketika ku ajukan segala jawaban
Tentu tak mungkin kusempurna dengan ragu yang ada
Tapi hasilnya cukup buat senyumku tercipta
Tetaplah
Dapat menghapus, mengganti yang tlah lalu
Kurasa ragu, tak ingin melepas
Namun, bila yang perih yang kau ganti
Aku akan penuh bahagia
Tapi bukankah tak mungkin tahu manis
bila tak kucecap pahit
Lalu bagaimana?
Janganlah sampai ada yang terganti
Biar yang lalu menjadi yang lalu
Yang kini pun menjadi yang kini
Mengapa Aku Harus Mengenalmu
Terlalu terkejut tuk menahan air matakku
Yang tak henti mengalir
Kala kupandangi dirimu disebrang
Di tempat dirimu memang harus berada, jauh dariku
Setiap gerak-gerikmu tak ada yang tak tertangkap mataku
Hingga beberapa waktu, aku masih disini, dalam bimbang
Rindu yang meluap dan rindu yang menyayat
Kau bahkan tak sedikitpun menyadari hadirku disini
Kutelisik sesaat dalam hatiku
Masih ada rasa yang sama kala dulu masih dekat denganmu
Tanpa kusangka bahkan lebih besar
Tetes beningku masih juga tak terbendung
Sungguh aku terluka disini
Tak dapat bernafas bila tanpa mu
Namun tetap sesak nafasku kala menatapmu
Mengapa aku harus mengenalmu
Bila kini hanya untuk berkubang dalam rasa sakit
Bila hanya membuatku mengenal pahitnya cinta
Namun tak ada kau untukku
Sekali lagi aku disadarkan hanya mampu menatapmu dari jauh
Dan mengejarmu tanpa akan pernah tergapai
Mungkin memang tak akan ada kisah kau kan menjadi milikku
Namun taukah kau, sejak awal aku telah menjadi milikmu