Kisah Kampanye - Edisi Anti Korupsi

| Sunday, March 2, 2014 | |

Masih kuingat
Saat jemari itu menyalami tangan tangan kurus kami
Mengenyangkan  perut-perut kami yang tlah lama berbunyi
Mengambil perhatian raga yang kelaparan
Menerjunkan dirinya membela yang tak berdaya
Meneriakan janji-janji perubahan dengan berapi-api
Menghibur jiwa-jiwa yang menderita
Dengan senyumnya yang begitu meyakinkan
Dan tubuhnya yang gagah mulai bergerak
Merangkul semua yang selama ini dicampakan negara

Namun
Saat banyak suara telah terlena, mulai  meneriakkan namanya
Saat dia telah duduk dikursi berjudul wakil rakyat
Tak lagi  ada yang sama
Karena masa kampanye telah berakhir

Kini
Jemari itu mulai mencabik segalanya
Mencipta jutaan jeritan
Mengoyak perut yang telah kosong kembali
Jutaan rakyat yang terluka tak lagi didengarnya
Janji-janji perubahan hanya menjadi sampah di pinggiran kota
Membusuk lalu terfermentasi menjadi berbotol-botol alkohol
Yang menemaninya dengan para wanita penggoda
Disalah satu villa pribadi bertingkat tiga
Karena baginya
Setelah memegang kuasa
Rakyat bukanlah prioritas utama
Karena yang terpenting adalah menebalkan isi kantong yang telah gendut itu

0 comments:

Post a Comment