Bisik suara itu,
Masih mengitari sanubari.
Bersama semilir angin
Lambat laun semakin membuai
Suara itu bukan suara yang harusnya kudengar
Namun berkali-kali ku buat benteng
Menulikan telingaku dari rayuannya
Temboknya berkali-kali pula runtuh
Bersama remuknya pertahananku tak mendengarnya
Suara itu
bukan suara lembut yang membelai
bukan suara menggelegar tegas
bukan suara ramah penuh karisma
Suara itu membuat batinku perih
Membuat hatiku terluka
Membuat pikiranku kacau
Membuatku begitu resah
Namun meski kenyataan begitu layaknya
Aku rela menukar hidupku tuk mendengarnya
suara itu
Aku menikmati setiap siksaan jiwa ini
Asal aku tetap mendengar suaramu
Aku tak lagi hampa
meski sakit yang kurasa
0 comments:
Post a Comment