AmpunanNya

| Thursday, March 8, 2012 | |
Dalam kegelapan ini
Aku hanya mampu bersembunyi
Diam, Senyap...
Merasakan setiap jemari yang menggengam erat jemariku
Jemari yang perlahan merambat, meraih jantungku
Dan seketika itu pula meremukannya
Menghantarku pergi dari dunia
Dari kegelapan yang indah ini
Membawa ku ke tempatNya
Kedalam putih yang sempurna

Namun itu hanya sebuah khayal
Nyatanya jemari itu tak membawa ku pergi
Ia hanya mencengkeramku kuat-kuat
Membunuhku perlahan-lahan
Bahkan detikpun terasa lambat
Sudah tak kuhitung lagi jeritku
Sudah tak kuhitung lagi tetesan darah yang mengalir
Dan kini sudah tak kuhitung detak jantung yang tersisa

Putih yang sempurna itu semakin jauh untuk kuraih
Gelap yang indahpun sudah tak nampak
Kini raga dan jiwa ku tertarik semakin dekat
Dengan merah panas yang membara
Disinikah harus ku habiskan detikku
Disinikah harus kuakhiri hidupku

Oooh, Tuhan... 
Aku hanya mampu menyesal
Dan kini aku tahu semua telah terlambat
Segala hidup yang telah kusia-siakan
Kesempatan yang terbuang
Aku sudah tak pantas memohon
Memohon kepadaMu
Sebuah ketenangan

Namun saat itu 
Saat penyesalan tulusku itu datang
Semua menjadi putih
Panas itu menjadi sejuk
Dan kusadari 
Ternyata dalam sisa detik yang ada
Kau masih memberiku ampunan
Harus apakah yang kuberi
Karna sesungguhnya tak kumiliki sesuatu apapun
Hanya raga dan jiwa ini yang kini masih bisa ku beri
Kubersimpuh dibawah kakimu
Bersyukur atas kesempatan kedua yang kau beri
Namun kau ulurkan tanganmu
Memintaku berdiri memelukmu
Dan kata indah itu kau ucapkan
"Aku mencintaimu anakKu, terima kasih atas tobatmu"

0 comments:

Post a Comment